Jumat, 11 Mei 2012

Trombosit : Uji Bahaya Asap Rokok Terhadap Paru-Paru

Uji Bahaya Asap Rokok Terhadap Paru - Paru

DISUSUN OLEH
KELOMPOK TROMBOSIT :
NURWANDI
MAHRIANI
KHAIRIL ASWAR
SRI WIDYA SARI
ISMA

SMAN 1 BONTOMARANNU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
 
   A. Judul :
Uji Bahaya Asap Rokok Terhadap Paru - Paru

   B. Tujuan :
Megetahui bahay Asap rokok terhadap paru – paru dengan menggunakan Model rokok yang menggunakan filter dan tanpa filter.
  C. Landasan Teori
           Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok.
Oleh karena itu, kami melakukan pengujian untuk mengetahui bahaya asap rokok terhadap paru – paru manusia.

D.  Metodologi Penelitian
a.  Alat & Bahan:
            1. Selang Bening
2. Rak Tabung reaksi
3. Tabung Reaksi
4. Korek Api
5. Pompa Pengisap
6. Pinset
7. Kapas
8. Pipa U
9. Kertas Indikator Ph
10. Gelas Beker
11. Air dingin (500 ml)
12. Rokok sigaret filter dan tanpa filter
b. Cara Kerja:
1.      Susunlah alat percobaan seperti yang ada pada gambar, kemudian masukkan air kedalam gelas beker dan tabung reaksi.

1.   Letakkanlah rokok tanpa filter pada ujung selang bening kemudian bakar.
2.      Pompalah alat pengisap sampai rokok terbakar dan mengeluarkan asap. Pompa terus pengisap tersebut agar rokok menyisakan sedikit ujungnya.
3.      Keluarkanlah kapas dari pipa U menggunakan pinset. Amatilah perubahan yang terjadi.
4.      Selipkan kertas indikator pH kedalam tabung dan ukur pHnya.
5.      Lakukan percobaan kedua dengan menggunakan rokok yang mengandung filter.
6.      Gunakanlah kapas yang baru dan juga tabung yang bersih.
7.      Lakukan kembali pengujian seperti pengujian yang sebelumnya pada rokok tanpa filter.
E.Proses Pengamatan :


    1. Percobaan pertama
 

            Pada percobaan pertama dengan menggunakan Rokok yang mengandung filter yang bermerek Sampoerna dan menghasilkan warna kapas yang awalnya berwarna putih kemudian berubah menjadi kekuningan, hal itu merupakan bukti bahwa pada asap rokok terkandung zat yaitu TAR dan pada percobaan pertama memiliki keasaman pH3.
2. Percobaan Kedua :
 
            Pada percobaan kedua dengan menggunakan Rokok tanpa filter yang bermerek Sampoerna dan menghasilkan warna kapas yang bermula berwarna putih berubah menjadi agak kekuningan, hal itu merupakan bukti bahwa pada asap rokok terkandung zat yaitu TAR dan pada percobaan kedua memiliki keasaman pH2.
Notice: 
Pada percobaan kami yang kedua terjadi kesalahn yaitu pada tabung reaksi terdapat sedikit cela sehingga udara dapat masuk dan asap rokok keluar dari tabung. Oleh karena itu kapas yang kami hasilkan dari percobaan kedua kami tidak berwarnah lebih kekuningan dari percobaan pertama padahal yang seharusnya kapas berwarnah lebih kuning  yaitu Rokok  yang tanpa filter. 
Kesimpulan :
Dari hasil percobaan yang kami lakukan maka kami mengambil kesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan paru – paru menjadi rusak, seperti yang terjadi pada percobaan untuk menguji bahaya asap rokok terhadap paru – paru, dimana kapas yang awalnya berwarnah putih bersih berubah menjadi kekuningan, hal itu terjadi karena keberadaan Zat yang terkandung pada rokok yaitu Tar.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok.  Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.

CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
- Gelisah, tangan gemetar (tremor)
- Cita rasa / selera makan berkurang
- Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya

Tar dan Asap Rokok
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
- Batuk-batuk atau sesak napas
- Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas, 

  
lidah atau bibir

Nikotin
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kholesterol dalam darah, 

  
tang erat dengan terjadinya serangan jantung

Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah.
Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen
Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida.  Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar